Skip to Content

SEJARAH


Saya memulai perjalanan ini bukan dari sebuah rencana besar, tapi dari sebuah rasa—rasa penasaran dan kagum pada secangkir kopi yang diseduh dengan sederhana. Tahun 2014, di tengah kesibukan sehari-hari, saya mulai belajar mengenali karakter biji kopi, dari yang pahit, manis, hingga asam yang menyelinap di ujung lidah. Namun bukan sekadar rasa yang membuat saya terpikat, melainkan cerita di baliknya—tentang petani, tanah, dan perjuangan dari akar.

Di sebuah gubuk kecil di kaki Gunung Ciremai, saya mulai menanam pohon pertama. Hanya beberapa batang kopi Liberika, tapi dengan harapan yang besar. Waktu itu, banyak yang meragukan—karena Liberika dianggap kopi kelas dua, tak sepopuler Arabika atau Robusta. Tapi saya percaya, kopi ini punya potensi. Punya identitas. Dan saya tahu, jika dirawat dengan cinta dan ilmu, Liberika bisa bersuara lantang di antara gemuruh dunia kopi.

Latar Belakang 

  Di lereng Ciremai yang sejuk dan subur, kami menemukan lebih dari sekadar tanah pertanian.

Kami menemukan warisan rasa yang terlupakan, yaitu kopi Liberika—varietas langka yang pernah tumbuh berjaya namun perlahan terpinggirkan.

Tahun 2014 menjadi titik awal kebangkitan itu. Saat banyak petani mulai meninggalkan kopi, kami justru memilih untuk kembali menanam harapan.

Awal Usaha & Tantangan 

“Berani Memulai, Siap Bertahan.”

Perjalanan LIBERIKAKU dimulai bukan dari kelebihan, tapi dari keterbatasan dan keyakinan.

Tahun 2014, kami memulai usaha ini dengan sangat sederhana—tanpa modal besar, tanpa pasar yang jelas, dan tanpa pengalaman branding. Hanya ada satu hal yang kami pegang teguh:

“Kopi ini harus bertumbuh kembali, dan dikenal dunia.”


Transformasi Ide Menjadi Brand 

"Dari Sebuah Mimpi, Menjadi Identitas yang Mengakar"

Setiap merek besar selalu berawal dari ide sederhana.

Bagi kami, ide itu muncul di antara aroma tanah basah, secangkir kopi pagi, dan obrolan hangat para petani di kaki Gunung Ciremai.

Tahun 2014, kami tak berpikir tentang brand, pasar, apalagi ekspansi. Kami hanya berpikir:

"Bagaimana agar kopi yang kami tanam dikenali, dihargai, dan terus tumbuh?"

Cita-cita & Visi Ke Depan  

Kami ingin menanam kemandirian, keberlanjutan, dan harga diri petani.

Kami ingin menjadikan kopi Liberika sebagai ikon rasa lokal yang membanggakan, dikenal bukan karena tren, tapi karena kualitas dan kisah yang mengiringinya.